Gaun Paling Indah

Dongeng Leanita Winandari (Bobo, 2 Januari 2020)

Plava adalah gaun terbaru yang menghuni toko baju anak-anak milik Bu Anna. Plava berwarna biru muda. Ada sabuk berwarna biru tua di tengah. Bagian bawahnya mengembang lebar. Persis seperti gaun putri kerajaan. 

Gaun Paling Indah
Ilustrasi: Novian

Akan tetapi, sejak kedatangan Plava, tidak ada yang menyukainya. Plava sangat sombong dan gemar mengejek baju-baju lain. 

”Warnamu mulai pudar,” ejek Plava pada Pinki, gaun merah muda. 

"Kau juga, Nera. Warnamu tidak menarik," kata Plava. Kali ini, pada Nera si gaun hitam polos. 

”Jangan begitu, Plava,” tegur Rode si gaun merah. 

Akan tetapi Plava tidak peduli. Plava masih saja terus mengejek teman-temannya. 

Suatu hari, Plava melihat teman temannya tidak bicara sama sekali. "Huh, ada apa dengan kalian?” tanya Plava heran. 

Tidak ada satu baju pun yang menjawab. Mereka semua kesal karena sering diejek Plava. 

"Oh, aku tahu. Kalian semua pasti iri dan kesal, karena aku adalah baju terindah di toko ini," katanya bangga. 

Keesokan harinya, toko milik Bu Anna itu kedatangan dua pengunjung. Seorang ibu dan seorang gadis kecil yang manis. 

"Lihat saja, dia pasti memilihku," kata Plava percaya diri. 

Gaun-gaun lain tidak menyahut. Namun Plava terus saja mengoceh kalau ia adalah gaun terindah. la yakin, gadis itu akan terlihat lebih manis jika mengenakannya. 

Ah, benar saja. Gadis kecil bernama Vina itu menunjuk Plava dengan mata berbinar cerah. la membawa Plava ke ruang ganti, Setelah dicoba, Plava lalu dimasukkan ke dalam sebuah tas. 

Di rumah Vina, Plava digantung di sebuah lemari. Lemari itu tidak terlalu besar. Vina membungkusnya dengan plastik tipis agar Plava tidak mudah kotor. 

Ada banyak baju dengan berbagai model di dalam lemari. Ada sebuah gaun berwarna ungu dengan model sederhana. Juga ada banyak kaus dan kemeja berwarna keunguan. 

”Bentuk kalian jelek dan sederhana. Tidak seperti aku yang indah," kata Plava pada pakaian yang lain. 

”Huh, dasar sombong!” kata pakaian lainnya bersamaan.

***

Vina akan berulang tahun. Plava senang sekali. Ia tidak sabar ingin segera dipakai di pesta. Pasti semua akan mengagumi keindahannya. 

"Vina tidak akan memakaimu. Modelku, kan, lebih bagus dan indah," katanya pada Nili, gaun ungu. 

Nili pura-pura tidak mendengar. Ketika Vina membuka pintu lemari, Plava bersorak senang. Vina mengelus Plava lembut. Namun Ia kemudlan mengambil Nili dan menutup pintu lemarl. Plava kesaI bukan main. 

“Huh, padahal aku lebih bagus,” katanya. 

"Kamu memang indah, Plava," sahut Kemi, kemeja kotak-kotak ungu. , 

Baju-baju yang Iain tertawa. Plava bingung karena tidak tahu apa yang mereka tertawakan. 

”Kamu juga Iebih bagus dari Nili. Tapi Vina suka sekali warna ungu,” tambah Kemi lagi. 

Plava kaget. la kemudian melihat seisi Iemari. Hampir semua baju di sana berwama ungu muda. 

***

Hari Minggu, Vina mengeluarkan Plava sambil bersenandung riang. Di tangannya ada sebuah kotak berukuran sedang. Pelan-pelan, Plava lalu dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak. 

Plava mengintip teman-temannya dari dalam kotak yang belum tertutup. Mereka semua memandang Plava dengan lega, karena Plava akan pergi. 

Ketika Vina menutup kotak, Plava semakin sedih. la ingin dipakai oleh Vina. Gadis itu terlihat begitu manis ketika mengenakannya di ruang ganti toko beberapa hari lalu. 

Dari dalam kotak, Plava masih mendengar Vina yang bernyanyi. la tidak tahu akan dibawa ke mana. Dari yang Plava dengar, mereka berada di dalam mobil. 

"Panti asuhannya masuk gang ini, Bunda," kata Vina ketika mobil berhenti

Plava sedikit berguncang di dalam kotak, ketlka Vina berlari

"Della,” panggil Vina. "Aku bawa hadiah untuk kamu.” 

Penutup kotak dibuka perlahan. Seorang anak seusia Vina membelalak lebar melihat Plava. 

Tubuhnya kurus, wajahnya kotor dan berkeringat. 

”lni untuk Della?" tanyanya sambil tersenyum Iebar. 

Vina mengiyakan sambil memeluk Della. 

"Kamu suka?" tanya Vina. 

Della mengangguk mantap dan tersenyum tebar. la lalu menyimpan PIava di dalam lemarinya yang kecil. Plava meringkuk sedih. Ternyata Vina membelinya untuk memberikan Plava pada temannya di panti asuhan. 

Saking sedihnya, selama berada di dalam lemari Della, Plava hanya diam. Ia tidak mengejek baju-baju lain seperti biasanya. Della pasti tidak akan mengadakan pesta ulang tahun, batin Plava. la takut jika hanya menjadi penghuni Iemari dan tidak ada yang memakainya. 

Suasana panti asuhan hari ini begitu ramai. Terdengar suara balon meletus dan gelak canda anak panti.

"Ada acara apa?" tanya Plava. 

”Sore Ini, Della berulang tahun," jawab Obi, kaus bermotif bunga. 

Plava bingung. la tidak tahu kalau di panti juga ada pesta ulang tahun. Ketika ia berkata begitu. baju-baju yang Iain tertawa. 

"Tentu saja ada. Tapi hanya pesta sederhana,” jelas Obi kemudian. 

Gaun Paling Indah
Ilustrasi: Novian

Ketika sore tiba, Della mengambil Plava dan memakaianya. Della terlihat manis sekali. Sejak pesta dimulai, senyum Della mengembang indah. Plava ikut bahagia melihatnya. 

"Selamat ulang tahun, Della," bisik Plava ketika pesta usai.

Sekarang Plava sadar, baju paling indah bukan baju dengan model bagus dan cantik. Baju yang indah adalah yang bisa membuat pemakainya tersenyum bahagia.

Gaun Paling Indah
Ilustrasi: Novian

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel