Investasi Emas yang Menjanjikan - Seri Ekonomi Islam

Investasi Emas yang Menjanjikan - Seri Ekonomi Islam
Anda tipe orang yang takut rugi dalam berinvestasi? Atau anda tengah mencari investasi yang tidak rentan inflasi di tengah krisis global sekarang ini? Investasi emas, barangkali, bisa menjadi solusinya. Nilai logam mulia yang satu ini ternyata tidak merosot dalam pelbagai kondisi. 

"Allah telah menciptakan dua logam berharga, emas dan perak, sebagai ukuran nilai bagi semua komoditas [barang dagangan]. Emas dan perak juga biasa digunakan manusia untuk disimpan sebagai harta kekayaan. Meski dalam kondisi tertentu ada hal-hal lain yang layak disimpan, namun tujuan akhirnya adalah mendapatkan emas dan perak. Semua komoditas tergantung pada fluktuasi pasar, sedangkan emas dan perak itu kebal dari [hukum] fluktuasi pasar." [Ibnu Khaldun]

Demikianlah, Ibnu Khaldun, sang pemikir muslim, mengurai ihwal logam emas yang begitu bernilai dalam karya masyhurnya, al-Muqaddimah; sebuah karya yang lahir ditahun 1379. Apa yang dinujumkan Ibnu Khaldun itu kiranya sungguh jitu. Pasalnya, di zaman kini, emas dianggap para ekonom dan pakar keuangan sebagai produk investasi yang paling aman. Peter Bernstein, pakar keuangan terkemuka dunia, misalnya, pernah mengatakan: 'Gold is the ultimate certainty and escape from risk' [emas itu kepastian terakhir dan bisa keluar dari resiko]. Artinya ketika yang lain berjatuhan, maka emas tetap menunjukan kesaktiannya. Kenapa begitu?

Pertama, karena emas itu produk investasi yang tahan banting, bisa menangkal inflasi [kenaikan harga barang dan jasa secara umum]. Kita tahu akibat inflasi itu bisa menguras uang begitu banyak. Sebagai contoh. Bila perkiraan asumsi inflasi itu 15 persen/tahun, maka harga barang dan jasa yang sekarang bernilai  Rp. 5 juta, akan menjadi  Rp. 10,06 juta atau dua kali lipat pada  tahun ke enam dan menjadi Rp. 15,3 juta atau tiga kali lipat pada tahun ke-9. Begitu seterusnya. Wajar bila nilai emas tetap tinggi dan menarik para investor untuk memilikinya.

Hal ini, contohnya, dibuktikan berdasarkan fakta berikut; Ketika terjadi krisis Peso, Meksiko pada tahun 1995, nilai emas naik 107% dalam waktu tiga bulan; ketika krisis Rupiah pada tahun 1997, nilai emas di Indonesia melonjak 375% dalam kurun waktu tujuh bulab. Dan ketika krisis Rubel di Rusia naik 307% dalam waktu delapan bulan. Secara umum, meskipun harga emas di dunia justru naik sebesar 20% [lihat Investasi Emas, Mohammad Ihsan Palaloi dkk.]
Kedua, emas adalah komoditas unik. Emas sebagaimana ditulis Nofie Iman dalam buku Kiat Kita Membiakkan Uang di Masa Sulit, barangkali satu-satunya komoditas yang ditimbun, sementara komoditas lain biasanya untuk dikonsumsi. Emas yang ada saat ini bukan berasal dari perut bumi, melainkan emas yang dimiliki orang. Suplai dari tambang emas jumlahnya tidak signifikan dan hanya bisa ditingkatkan kurang dari 2% per tahun. Konon, jumlah emas itu hanya sekitar 155 ribu ton atau bila dicairkan hanya bisa mengisi ¾ kolam renang ukuran standar olimpiade. Karena tambang emas tidak bisa meningkatkan permintaan [demand]  emas  secara drastis, otomatis emas yang dimiliki investastor menjadi sangat bernilai. Praktis suplai emas menjadi sangat terbatas dan harga yang terbentuk mencerminkan permintaan emas tersebut.
Ketiga, emas itu menawarkan kemudahan. Anda bisa membeli emas untuk investasi maupun melindungi diri terhadap penurunan mata uang dan inflasi. Selain itu, emas juga sangat mudah untuk diperjual belikan dan hadir dalam bentuk yang beragam. Emas juga sangat layak untuk dijadikan pilihan untuk melakukan aneka bentuk investasi.

Keempat, nilai emas itu abadi. Seperti  telah disinggung di atas bahwa nilai jual emas tetap tinggi hingga menggugah para pemodal [investor] untuk berbisnis emas. Emas juga dianggap tidak memiliki zero inflation effect [tidak ada efek inflasi].

Hal tersebut sangat berbeda dengan uang yang Anda miliki - yang terus tergerus nilainya akibat inflasi. Dan nilai emas itu sendiri ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, bukan oleh kebijakan bank sentral atau campur tangan pemerintah seperti laiknya uang. Ketika terjadi krisis keuangan atau gonjang-ganjing politik, uang yang anda miliki bisa anjlok nilainya, namun hal ini tidak akan terjadi pada emas. Sebaliknya, saat krisis dan ketidakpastian terjadi, emas justru menanjuk nilainya.

Berdasarkan sejumlah kelebihan itu, tak aneh, bila banyak orang yang melirik investasi di emas. Terlebih bagi mereka yang merencanakan untuk kepentingan jangka panjang. Oleh karena itu, bila Anda hanya investasi dalam masa 1 atau 2 tahun saja, maka akan kurang berarti menikmati hasilnya. Hal ini sungguh berbeda, misalnya, bila anda meniatkan investasi emas untuk tabungan pendidikan anak dalam jangka 10 tahun.

Dalam Qur'an sendiri, Allah pernah singgung ihwal emas sebagai investasi ketiga setelah 'investasi' istri shalehah dan 'investasi' anak yang saleh. "Dijadikan indah pada [pandangan] manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah dan ladang". [QS. Ali Imran: 14] Firman ini semakin menegaskan betapa investasi emas itu sangat bernilai. Terlebih, bila mengacu pada konsep investasi syariah, investasi emas adalah salah satu investasi yang dikelola sendiri  dan tidak bergantung kepada kinerja pihak ketiga.

Selain itu, emas juga bisa menjadi faktor produksi. Artinya, emas yang disimpan bukanlah sesuatu yang menganggur begitu saja. Emas dapat juga dioptimalkan dengan transaksi rahn [gadai] sesama muslim atau bisa juga melalui intitutsi pegadaian syariah. Dan, kelak, bila Anda sudah menceburkan diri dalam investasi emas, jangan lupa untuk mengeluarkan zakat hartanya sebesar 2.5% jika sudah mencapai nishab dan haul [melewati satu tahun]-nya. Lebih dari itu, yang paling penting dan perlu ditanamkan dalam investasi emas adalah niat dan ikhtiar untuk instrumen investasi yang lebih adil. Allah berfirman: "...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...". QS. Al-Baqarah: 275.
Tulisan ini diracik dari pelbagai sumber rujukan, antara lain; [I. Islamic Financial Planning, Ir.Iwan Rudi Saktiawan, M.Ag, (MadaniPrima,Bandung, 2009), 2. Kiat-kita Membiakkan Uang di Masa Sulit, Nofie Iman, (Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008), 3. Investasi Emas, Nofie Iman,(Darasbooks, Jakarta, 2009), 4. www.pengusahamuslim.com, www.pkesinteraktif.com, www.detik.com, www.emaskita.com, dan www.perencanakeuangan.com

Demikian tulisan tentang Investasi Emas yang Menjanjikan - Seri Ekonomi Islam. Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel